Limbah Sawit Sulap Jadi Emas Hitam, Produksi 40 Ton Pupuk Kompos Per Hari

Web.id Assalamualaikum semoga kita selalu dalam kebaikan. Kini mari kita eksplorasi Finance yang sedang viral. Artikel Terkait Finance Limbah Sawit Sulap Jadi Emas Hitam Produksi 40 Ton Pupuk Kompos Per Hari Jangan sampai terlewat simak terus sampai selesai.

Pabrik Pupuk Kompos Granul Pertama di Sumatera Selatan

Pabrik pupuk kompos granul berbahan baku Janjang Kosong (Jankos) Sawit di Palembang telah diresmikan. Pabrik ini merupakan solusi atas penanganan limbah pabrik kelapa sawit menjadi bernilai tambah.

Kolaborasi untuk Industri Hijau

Kolaborasi antara PT BIM dan PT MHL memungkinkan PT BIM berpartisipasi dalam mewujudkan Green Industry. Inisiatif ini diharapkan membawa dampak positif bagi sektor pertanian, khususnya perkebunan kelapa sawit dan hortikultura.

Pupuk Organik Berkualitas Tinggi

Pabrik ini memproduksi pupuk kompos granul berkualitas tinggi yang tidak hanya bermanfaat bagi tanaman, tetapi juga merupakan solusi efektif dalam mengubah limbah menjadi produk bernilai tambah.

Keunggulan Green Grow

Pupuk organik Green Grow mengandung bakteri potensial pengikat nitrogen, bakteri pelarut fosfat, dan promotor hormon pertumbuhan akar. Produk ini mampu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas retensi air, dan menambah unsur hara dalam tanah.

Praktik Industri Berkelanjutan

Pabrik pupuk kompos granul ini merupakan bagian dari praktik industri yang mengedepankan prinsip keberlanjutan. Kehadirannya akan mereduksi proses kimia pembakaran sisa hasil pertanian dan menghapus pembuangan sampah secara terbuka.

Kontribusi Penurunan GRK

Praktik pengelolaan limbah melalui pendirian fasilitas produksi pupuk kompos granul berkontribusi terhadap penurunan Gas Rumah Kaca (GRK).

Kapasitas Produksi dan Harga

Kapasitas produksi pabrik mencapai 40 ton per hari. Produk yang dihasilkan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan dipasarkan dengan merek Green Grow. Pupuk kompos granul ini dijual secara umum dengan harga yang kompetitif, yaitu Rp2.500 per kilogram.

Tanggal: 3 Oktober 2024