• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Perempuan Berhak Tentukan Nasib Kesehatan Sendiri

img

Web.id Assalamualaikum semoga kita selalu berbuat baik. Di Artikel Ini mari kita eksplorasi lebih dalam tentang News, Berita, Kesehatan Perempuan, Hak Perempuan. Deskripsi Konten News, Berita, Kesehatan Perempuan, Hak Perempuan Perempuan Berhak Tentukan Nasib Kesehatan Sendiri Pastikan Anda menyimak sampai kalimat penutup.

Hak Kesehatan Perempuan: Kesetaraan Gender dalam Pengambilan Keputusan

Dalam diskusi bersama media di Jakarta pada 28 November 2024, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menegaskan bahwa perempuan berhak mengambil keputusan mandiri dalam pemeriksaan dan pengobatan kanker serviks tanpa bergantung pada izin suami. Hak untuk mengetahui kesehatannya, tanpa harus bergantung pada suaminya, itu yang sebenarnya kesetaraan gender yang harus kita perjuangkan, ujar Nadia.

Tantangan dalam Skrining Kanker Serviks

Nadia mengungkapkan bahwa perempuan di Indonesia masih sering dihadapkan pada tantangan dalam melakukan skrining kanker serviks. Selain karena perasaan malu dan takut, mereka juga terkendala oleh perizinan dari suami. Umumnya, perempuan di Indonesia selalu harus meminta izin terlebih dahulu kepada pasangannya untuk dapat melakukan skrining kanker serviks atau kanker leher rahim, jelas Nadia.

Stigma dan Ketakutan

Selain perizinan suami, Nadia juga menyoroti adanya stigma yang melekat di masyarakat Indonesia yang menyebabkan perempuan takut melakukan skrining kanker serviks. Kadang-kadang para lelaki (ada) ini bilang oh itu kamu kan dapat penyakit itu berarti kamu yang gak benar dong, imbuh Nadia. Stigma ini menjadi tantangan dalam menekan angka kanker serviks pada perempuan.

Nadia menekankan bahwa dibutuhkan keterlibatan antara pemerintah, sektor swasta, dan seluruh pemangku kepentingan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang setara terhadap layanan kesehatan, termasuk skrining dan pengobatan kanker serviks.

Terima kasih telah menyimak pembahasan perempuan berhak tentukan nasib kesehatan sendiri dalam news, berita, kesehatan perempuan, hak perempuan ini hingga akhir Mudah-mudahan artikel ini membantu memperluas wawasan Anda tetap optimis menghadapi perubahan dan jaga kebugaran otot. bagikan kepada teman-temanmu. jangan lupa cek artikel lainnya di bawah ini.

© Copyright 2024 - Sulbar Belajar
Added Successfully

Type above and press Enter to search.